Senin, 02 November 2015
(KPU) secara resmi telah menutup pendaftaran
calon pasangan untuk mengikuti pilkada serentak rabu (29/7). Hasilnya, dari
rekapitulasi KPU, terdapat 705 calon yang telah terdaftar. Rinciannya, 576 pasangan
calon diusung oleh gabungan parpol. Sisanya sebanyak 129 calon berasal dari
jalur independen.
Menarik pada Pilkada serentak kali ini, ternyata masih ada 11 daerah
yang hanya mengusung calon tunggal. Namun KPU mengharamkan untuk calon pasangan
bertarung dengan “kotak kosong”.
Ini adalah
sedikit wawancara saya bersama narasumber Drs. Budi Hariono, dari staff perpustakaan, universitas
Brawijaya.
Bagaimana Penyebab fenomena calon tunggal
dalam pilkada serentak di Indonesia ?
Pertama, karena partai yang lain tidak punya calon, pilkada itu butuh mahar yang tinggi,
Kedua ,masayarakat belum ada keterbukaan atau
memahami untuk memilih pemimpin yang ideal, yang belum bisa benar- benar mampu
sebagai pemimpin.
Ketiga,
mungkin sudah ada calon yang mempunyai figur yang sudah mengakar dalam
hati atau yang di idam- idamkan masyarakat, sehingga calon yang lainnya pesimis
dan berpikiran pasti akan kalah.sehingga memilih mundur.
Keempat, kurangnya kaderisasi, dimana
parpol sekarang banyak yang memilih
calon secara instant dan melihat secara biologisnya, tidak melihat tentang
intelektualnya, cerdas, dan kritis.namun banyak parpol yang lebih menganak
emaskan kepada anak, istinya bahkan menantunya sendiri.
Solusinya, agar tidak terjadi calon tunggal
di pilkada tahun berikutnya?
Untuk parpol persyaratannya jangan berbelit –
belit,
Sebaiknya biaya pilkada rendah
Partai sebaiknya dikurangi dan mungkin bisa
digabungkan, agar jumlahnya sedikit.
Sebagai saran kepada anggota DPRD agar tidak
memunculkan figur- figur pemimpin yang dianggap mampu dan mempunyai kriteria
sebagai pemimpin. Atau memunculkan kader- kader yang cerdas dan kritis.
Sekali lagi politik itu kejam, dimana apapun
yang dilakukan akan sah – sah saja selagi sesuai hukum yang berlaku, walaupun
melanggar asas kepatutan atau kesopanan
politik. Karena itu semua adalah bagian dari trik politik.
0 komentar:
Posting Komentar